Month: Agustus 2007
Perjalanan Menuju Kebenaran
Al-Qur’an menjelaskan tiga persyaratan bagi setiap golongan dan agama umat ini yaitu: iman kepada Allah, beriman kepada akhirat dan melaksanakan perbuatan amal shaleh, ayat tersebut berbunyi: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[1], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[2], hari Kemudian dan beramal saleh[3], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” [4]Yang menjelaskan persyaratan keselamatan buat mereka. Apakah tujuan ayat adalah sesuatu yang telah mereka pahami? Ataukah dalam bentuk pamahaman yang lain?
Adakah Suatu Perubahan Pada Hukum Allah?
Kita menyakini bahwa Allah Swt mempunyai kekuasaan mutlak untuk mengatur makhluk-Nya. Dengan dalil ini bahwa apakah Allah Swt akan memasukkan hamba-Nya yang berbuat kebajikan kedalam neraka dan memasukkan hamba-Nya yang berbuat maksiat ke dalam surga? Tidakkah Dia adalah Maha Adil , dan melakukan perbuatan-Nya sesuai dengan hikmah dan keadilan? Dan pembahasan ini terkait ke dalam penjelasan ayat berikut: “Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.” (QS. Faathir ayat 43)
Apakah Makna Pertemuan Dengan Allah Itu?
Kata pertemuan dengan Allah (liqa’ Allah) disebutkan berulang-ulang dalam al-Qur’an yang benar-benar memiliki arti “kehadiran di akhirat” . Jelaslah maksud dari “pertemuan dengan Allah” bukanlah pertemuan secara fisik seperti halnya pertemuan manusia dengan manusia lainnya yang saling berhadapan.